Sabtu, 29 Maret 2008

Minggu Ceria!...Minggu Bersejarah!...

Siang begitu cerah, panas, keringat mengkristal, hati berdebar, otak terkuras harus mengagendakan apa? Setelah tiba di tempat tujuan. Aspal mulanya tak lagi memihak, jalan panjang berjarak 3 km diam seribu bahasa dan hanya merentangkan tubuhnya, namun demikian adanya jalan dan aspal pulalah yang sanggup mengantarkan tujuan dan cita-citanya. Orang-orang yang di sekitar hanya bisa melihat, memandang tanpa menghiraukan, transportasi yang berlalu lalang seakan mengejek, menghina transportasi yang jadul (jaman dulu) mungkin itulah keadaan yang mendeskripsikan bahwa hidup ini harus cepat, instant, dan tidak mau menerima yang kuno, klasik soalnya nora dan kampungan.

**********************

Kuno, klasik adalah pilihan, modern adalah tuntutan bahkan paksaan, modern bukan mesti harus disalahkan, namun tidak baik pula harus dibanggakan, yang mesti dicermati adalah modern dan klasik adalah substansinya sama waktu, masa dan tempat, yang membedakannya manusia itu sendiri, gaya, budaya dan bahasanya.

Namun setelah dicermati bahwa yang klasik dan kuno memiliki nilai sejarah dan artistik, bahkan sulit untuk dilupakan. Jadul dan kuno adalah dua kata yang sering disudutkan, dimarjinalkan, bahkan harus enyah dari dunia modern. Padahal kuno, klasik atau masa lalu sesungguhnya hidup dan berlaku di masa sekarang. Dengan demikian kuno dan masa sekarang atau modern keduanya berlaku dalam keadaan sekarang dari kesadaran.

******************************

Si jadul kuno membawa perlahan, namun pasti meski harus berbelok dan berputar-balik, ke sana-ke mari yang kemudian akhirnya sampai pula pada tujuan. Tujuan adalah desakan penghidupan ke depan yang dianyam dari pengalaman sadar manusia. Tujuan tidak dapat dipahami kecuali dirujukan dengan masa depan yang mendahului dan mempengaruhi keadaan-keadaan yang akan timbul. Sesampai pada tujuan, kesadaran-kesadaranlah yang akan timbul dan berpikir bahwa mungkinkah posisi dan tempat seperti ini akan menjawab tujuan. Itu semuanya diserahkan pada kebutuhan azali manusia.

***********************************

Tempat dan posisi yang mempesonakan, seolah mendukung perjuangan demi mendapatkan satu tujuan. Suasana teduh, banyak orang gemuyuh (tertawa:caritan language) riuh, makanan beraneka ragam dihadapan yang siap dihidangkan, minuman seolah menggoda, karena kehausan terlalu lama dijalan, spontanitas dua teh botol dipesan, tanpa basa-basi diminumnya, namun tidak terlepas dari itu dipandangnya minuman teh botol yang manis dan tak lupa yang meminumnya dengan senyum manis pula meski tidak mengerti apa maksud dari pandangan itu atau bisa saja pura-pura tidak mengerti. Kemudian seketika itu mangkok berisikan bubur itu dilahapnya karena memang lapar adanya. Makan minum penuh obrolan yang mengantarkan kepada tujuan semula, seakan terlalu jauh dari tujuan, namun dikembalikan dengan segera kepada topik semula, hati selalu was-was, karena antara kata ‘ya’ dan ‘tidak’. Obrolan sudah diselesaikan tapi belum mengena pada sasaran, jam tak pernah mengerti hati, waktu tak sanggup menunggu, hingga kemudian akhirnya pulang penuh penyesalan karena pulang tak membawa tujuan, kapan aku memulai untuk mengulanginya. Hati selalu bertanya? Seandainya ada kata ‘tidak’ atau ‘hanya teman biasa’ sepertinya petir menyambar di siang bolong akan terjadi, pasti berjalannyapun penuh dengan belok-belok, terseok-seok bahkan tertabrakpun mungkin tidak akan terasa. Namun keadaannya lain ketika obrolan pendek penuh sejarah dikembalikan lagi pada topik semula, kata ‘insya Allah’lah yang menjawab segala kewas-wasan.

************************************

Allah memang tidak akan pernah berbuat kejam kepada manusia yang ingin berniat baik, meski kebanyakan manusia menganggap Allah dianggap Tuhan hanya sebatas ritual pribadi saja, padahal lebih dari itu, kita hidup dan mencintai itupun merupakan anugrah terbesar. Oh! Ya Allah is my god (sembah sujud kupersembahkan). Tuhan adalah dasar spiritual mutlak dari segala kehidupan yang bersifat abadi dan mengungkapkan dirinya dalam kecintaan dan kehidupan. Manusia diberkahi Tuhan kebebasan untuk dapat mengartikulasikan cinta yang sebenarnya dan mampu menjalani hidup yang bernilai. Cinta adalah memberi nafsu adalah mengurangi.

**************************************

Berjalan penuh kegembiraan, hati menari-nari, jantung mendayu-dayu, mulut komat-kamit bukan dukun lagi baca mantra, tapi seperti kiayi yang baca doa “subhanallah wal hamdulillah”. Doa dan cinta adalah tradisi manusia yang selalu disakralkan, cinta tanpa doa adalah nafsu dibalik cinta bahkan menghambakannya, begitupun doa tanpa cinta tak memiliki nilai dan arti yang kosong, untuk siapa dan kemana doa dipanjatkan?

Jalan menerawang seperti lorong kosong, matahari melebarkan matanya lebar-lebar awan-awan tak bisa menganggu dan menghalangi sinarannya, namun tidak sanggup membakar badan sang pengendara yang sedang kasmaran, karena sinaran matahari sudah dianggapnya sebagai payung surga yang menaunginya. Berjalan perlahan menuju pulang, hati berkata sebaiknya dunia harus mengetahuinya, dan akan kusampaikan kepada teman-teman bahwa akulah orang yang paling bahagia di dunia ini tanpa mengetahui dari mana aku mendapat bahagia itu.

JILID II

Kamis cerah

Tepat hari hari rabu pagi, mentari timbul hanya beberapa meter di atas kepala, seketika itu sebuah kopi panas ditawarkan dari tangan kerabat lagi sahabat, bunyi sms yang ditunggu-tunggu semalam akhirnya memecahkan kebuntuan harapan yang sekian lama, kapan lagi merasakan indahnya "jadian pertama" pertama bertemu dengan wanita manis, semanis hatinya. Ternyata isi dari sms cukup sederhana tapi cukup menggembirakan, karena ditanya "a sudah sarapan belum?" seketika itu jawabanku menawarkan diri untuk apel ke rumahnya sekaligus berangkat cepat ada kebutuhan mendadak ke Pandeglang. Pagi-sesekali aku berangkat dan minta izin untuk pulang pamitan kepada sahabat. Keadaan yang baik-baik saja membawaku ke arah tempat penuh agenda yang banyak dibicarakan dengan teman dekat yang selama itu dinantikan.

Dua jam sudah aku lewati penuh dengan harap ingin segera bertatap berdua, meski menunggu lama, lama bagi yang memulai awal keceriaannya. Mencoba untuk sabar menunggu membuat kakaknya sudah mengerti bahwa saatnya dia harus berhadapan denganku meskipun kakaknya harus melangkah jauh beberapa meter saja ke lebak (sungai) menyusul karena sudah waktunya dia pulang dari mencuci.

Datang-sambil menyapa, dengan kata yang lumrah dan sedikit menjengkelkan "sudah lama menuggu ya". Kuhanya bisa menjawab apa adanya. Lima menit telah berlalu tanpa basa-basi aku menawarkan dan mengajak ke pandeglang namun dengan jawaban yang sedikit saja membuat ku tak berdaya harus tak bersamanya ke pandeglang. Karena sebelumnya isi dari obrolan ringan itu sudah ada kata darinya penawaran ngajak main dengan teman-teman, tanpa terkecuali teman sejatinya, yaitu hari jum'at dalam rangka ultah temanya.

JLID III

Jum'at Bahagia

Pagi tiba biasa adanya berdiam di rumah sedikit banyak pekerjaaan yang harus diselesaikan, sampai pukul sepuluh ada sms dinantikan namun tidak begitu mengharap banyak. Tapi harus bagaimana lagi karena isi kandungan dari sms. Sebagaimana dalam ushul fiqih "al amru yadullu 'ala al-wujuub" setiap perintah menunjukan wajib. Oleh karena itu harus hadir adalah pilihan terakhir. Dengan segenap hati dan teryakini karena uang yang dibawa seadanya, mencoba tuk berjalan dengan motor yang cukup hina-dina dimata manusia.

Tiba di rumah Nida teman dekatnya, kendatipun awalnya bersusah payah mencari alamatnya. Ditemukan sudah rumahnya berarti musnah sudah segala kelelahan perjalanan panas yang memakan waktu 1 jam kurang 20 menit. Ke belakang berjalan 10 meter disitulah kebahagiaan tiba, meski kebetulan teman-temannya sudah berkumpul menunggu, terutama yang merasa hatinya sama dengan yang ditunggu. Bercanda dan tertawa adalah bagian hiasan hidup berteman. Bernyanyi adalah bagian ekspresi diri dari seni untuk menghadapi hidup antara sedih dan bahagia. Kumpul dan ngobrol merupakan bagian nilai sosial yang harus dijalani oleh makhluk sosial, terutama untuk sarjana sosial. Meski teman yang ada di sekitarnya baru semester anyar tapi obrolan nya penuh dengan makna dan ceria. Makan bersama tiba, semua terkumpul tanpa ada perintah. Makan bersama adalah tradisi dan budaya Indonesia bagian daerah jawa, khususnya Banten.

Makan disudahi, tetap saja obrolan, tawa dan bercanda menghiasi. Namun aku sendiri merasa tak ada yang menemani, baik ngobrol ataupun bercanda. Lebih baik mencuci tangan dan segera ke belakang kemudian berangkat untuk pulang. Akhirnya tiba-tiba dia datang dan menyapa " a bawa motor ya? Di mana motornya? Menatapku seraya mengajak ke teras. "Ada di pinggir depan rumah Nida"jabaku sebetulnya malas untuk dijawab. Bercanda sebentar berkumpul denagan tawa riuh, renyah tak dinyana cowok yang seusia denganku datang dari sumedang membawa buah tangan dia adalah cowok gebetan nida yang kesekian. Lima menit sudah diperkenalkan aku langsung pamit pulang membawa gandengan tangan yang sudah lama aku nantikan, menumpangi motor jadul, yang sebetulnya seusiaku tidak ada yang mau menumpanginya, tapi menurutku semua pasti ada kenangan tak terlupakan.

Obrolan ringan menyelimuti suasana tenang, damai. "Kamu pasti malu menumpangi motor ini" pertanyaan yang sulit dijawab menurutnya. Berkendaraan dan berduaan adalah keniscayaan diantara suka dan duka. Suka karena berdua. Duka karena kendaraan motor tahun 80-an. Perlahan penuh kenangan kecepatan penuh dengan kebahayaan.